Skip to content


Teori Perkembangan – Jean Piaget

Prinsip Dasar Perkembangan Manusia

  • Proses perkembangan merupakan pola yang teratur dan dapat diprediksikan – developmental milestones (tonggak perkembangan)
  • Different children develop at different rates
  • Periods of relatively rapid growth (spurts) may appear between periods of slower growth (plateaus)-proses perkembangan tidak menetap, misal rata-rata tinggi anak awal SD bertambah 2-3 inch pertahun, selama remaja pertumbuhannya semakin cepat kira-kira bertambah 5 inch
  • Development is continually affected by both nature (heredity) and nurture (environment)

Dimensi-dimensi Perkembangan;

  • Biological processes: Perubahan fisik individu
  • Cognitive processes: Perubahan kemampuan berpikir individu, inteligensi, dan bahasa
  • Socioemotioal processes: Perubahan relasi individu dengan orang lain, perubahan emosi, dan perubahan kepribadian

  Teori Perkembangan Kognitif – Jean Piaget. >Asumsi dasar teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget.

Children are active and motivated learner .

  • Anak bukan penerima pasif terhadap stimulasi lingkungan. Anak mengembangkan perasaan ingin tahu tentang dunia dan secara aktif berusaha mencari informasi untuk membantunya memahaminya.

Children construct kowledge from their experience.

  • Anak-anak menggunakan skema (konsep yang eksis di dalam pikiran individu yang dipakai untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi). Skema bisa merentang dari skema sederhana sampai skema kompleks.

Children learn through the two complementary processes of assimilation and accomodation.

  • Asimilasi : anak memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada. Akomodasi : anak menyesuaikan diri pada informasi baru (menyesuaikan skema mereka dengan lingkungan).

Asimilasi dan Akomodasi

  • Asimilasi mencakup mengenali suatu objek atau peristiwa dengan cara yang konsisten dengan sebuah skema yang ada saat ini.
  • Akomodasi terjadi ketika informasi baru tidak cocok dengan skema-skema yang ada; skema-skema itu disesuaikan atau diakomodasikan.

Asumsi Dasar Teori Piaget

Interaction with one’s physical and social environments is essential for cognitive development.

Pengalaman baru adalah sebuah esensi terjadinya proses perkembangan kognitif dan belajar. Piaget menekankan pentingnya mengarahkan anak-anak untuk berinteraksi dengan lingkungan fisik, misal bermain air dan tanah, mengukur sesuatu, berlatih sepakbola. Melalui manipulasi lingkungan, anak akan mengembangkan prinsip sebab-akibat, ciri-ciri alam, karakteristik berat, dsb. Melalui interaksi sosial, anak akan mulai melihat bahwa setiap individu memiliki sudut pandang yang berbeda.

The process of equilibration promotes progression toward more complex levels of thought.

Ketika ada sebuah peristiwa baru yang sesuai dengan skema maka anak berada dalam posisi ekuilibrium. Ekuilibrasi adalah suatu mekanisme untuk menjelaskan bagaimana anak bergerak dari satu pemikiran ke tahap pemikiran selanjutnya. Terjadi pada saat konflik kognitif (disekuilibrium) Ekuilibrasi/Kesetimbangan Ekuilibrasi/kesetimbangan adalah perpindahandari keseimbangan (equilibrium) ke ketidakseimbangan (disequilibrium) dan kembali lagi ke keseimbangan (equilibrium), sebuah proses yang mempromosikan perkembangan pemikiran dan pemahaman yang kompleks.Para siswa bergerak bolak-balik di antara kondisi keseimbangan dan ketidakseimbangan. Hasrat akan keseimbanganlah yang mendorong para siswa untukmengkonstruksi skema-skema baru atau mengakomodasi skema-skema yang sudah ada.

Cognitive development can proceed only after certain genetically controlled neurological.

Perkembangan kognitif tergantung kepada tingkat kematangan otak. Anak SD belum mampu berpikir sebagaimana orang dewasa karena secara neurologis belum matang.

  • Tahapan Sensorimotor (0-2thn)

Anak sejak lahir – ½ thn memahami objek sekitarnya melalui sensori & aktivitas motorik/gerakannya. Karena bulan-bulan pertama belum mampu bergerak dalam ruangan, anak lebih mendapatkan pengalaman dari tubuh & inderanya sendiri. Setelah ia mampu berjalan & memanipulasi benda-benda, mulailah ia memanipulasi objek diluar dirinya.

  • Tahapan Praoperasional (usia 2-7 tahun)
  1. Sub tahap Simbolis (2-4 tahun)

Pada tahap ini, proses berpikir anak berpusat pada penguasaan simbol-simbol (bahasa & gambar). Anak mampu melakukan permainan simbolis. Misal: bermain dengan balok kayu sambil menirukan suara mobil atau berpura-pura minum dari gelas yang kosong.

  • Tahapan Praoperasional (usia 2-7thn) –

     Sub tahap Simbolis (lanjutan…) Namun pada tahap ini, anak masih mengalami kesulitan dalam hal: –“egocentrism”: anak prasekolah belum mampu melihat sesuatu dari pandangan orang lain. – animisme: kepercayaan bahwa obyek yang tidak bernyawa punya kualitas kehidupan dan bisa bergerak. Tahapan Praoperasional (usia 2-7 tahun) (lanjutan…)

  1. Sub tahap intuitif (4-7 tahun)

Anak menggunakan penalaran primitif dan ingin tahu jawaban semua. Mereka tahu sesuatu tetapi mereka mengetahuinya tanpa menggunakan pemikiran rasional. Anak pada usia ini mengalami : –”perception centration” (conservation):Biasanya anak hanya berkonsentrasi pada satu ciri, sedangkan ciri lain diabaikan. Contoh: air dalam bejana –“irreversibility”: anak pada tahapan ini tidak dapat memahami penalaran yang ada dibelakang soal matematika sebenarnya kebalikannya. Contoh: 4+5=9, 9-5=4.

  • Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)

Tindakan mental yang bisa dibalikkan yang berkaitan dengan objek kongkret nyata. Anak sudah dapat memecahkan persoalan-persoalan sederhana yang bersifat konkret. ØAnak telah dapat berpikir reversibel (berkebalikan)/ dua arah (transitivity). Contoh: anak paham jika 2+3=5, maka 5-3=2. ØAnak sudah mulai bisa mengurutkan dan mengklasifikasikan berdasar hal konkret (seriation), seperti warna & bentuk.

  • Tahap Formal Operasional (11 tahun ke atas)

Anak telah mampu berpikir hal-hal yang juga abstrak, misalnya menjumlahkan angka dalam benaknya. Pada tahap ini anak telah mampu mengevaluasi cara berpikirnya, dengan merenungkan kembali apa-apa yang telah dilakukannya serta mengevaluasinya, untuk cari sisi positif & negatif dari apa yang telah dilakukannya

Posted in Depan, Psikologi.


0 Responses

Stay in touch with the conversation, subscribe to the RSS feed for comments on this post.



Some HTML is OK

or, reply to this post via trackback.