Skip to content


Tipe Intelegensi

  1. Pengertian Intelegensi

Menurut Para Ahli:

  • Wade & Tavris (2008)

­Suatu karakteristik dalam diri seseorang yang didapatkan melalui penalaran, umumnya didefinisikan sebagai suatu kemampuan untuk mengambil keuntungan dari suatu pengalaman, memperoleh pengetahuan, berpikir secara abstrak, bertindak berdasarkan alasan, atau beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi pada lingkungan.

  •  King (2010)

­Perbedaan individual dalam keterampilan-keterampilan pemecahan masalah dan dalam kemampuan-kemampuan penting lainnya

Dalam psikologi, kecerdasan merupakan sesuatu yang relative menetap dan digunakan sebagai dasar perbandingan antara individu

>Kecerdasan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh manusia untuk memecahkan persoalan hidupnya (problem solving) dan mengambil keputusan (decision making), atas persoalan pribadi, keluarga, social, ekonomi, dsb.

  • SUPER dan CITES (1962) mendefenisikan kecerdasan (intelegensi) sebagai suatu kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau belajar dari pengalaman.
  • GARRET (1946) mendefenisikan bahwa kecerdasan (intelegensi) itu setidak-tidaknya mencakup kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk pemecahan masalah-masalah yang memerlukan  pengertian serta menggunakan simbol-simbol.
  • BISCHOP (1954) mendefenisikan bahwa kecerdasan (intelegensi) adalah kemampuan untuk memecahkan segala jenis masalah.
  • HEIDENRICH (1970) mendefenisikan bahwa kecerdasan (intelegensi) menyangkut kemampuan untuk belajar dan menggunakan apa yang telah dipelajari dalam usaha penyesuaian terhadap situasi-situasi yang kurang dikenal, atau dalam pemecahan masalah-masalah.

Definisi Intelegensi menurut budaya:

Para pakar psikologi membuktikan bahwa definisi “Intelegensi” memiliki pengertian yang berbeda pada budaya yang berbeda.

Contohnya, pada suku yang suka berburu kesehariannya, maka orang yang dianggap memiliki intelegensi adalah rakyat yang pandai berburu.

 

Bagaimana mengukur Intelegensi seseorang?

Uji intelejensi memiliki sejarah kontroversi, namun sebagian besar psikolog sekarang memandang kecerdasan sebagai sifat terdistribusi normal yang dapat diukur dengan kinerja pada berbagai macam persoalan yang disajikan.

 

Sejarah ditemukannya pengukuran Intelegensi:

1904, Hukum Perancis yang baru mewajibkan semua anak untuk bersekolah

Alfred Binet dan Theodore Simon:
>Tes yang dikembangkan untuk mengidentifikasi siswa yang membutuhkan bantuan perbaikan: Setiap anak masuk di tes, habisitu kalau tidak memenuhi syarat nilainya, dilakukan tes remidi/perbaikan, lalu bisa diketahui mana yang nilainya tinggi/rendah.
>Measured current performance(terukur dengan kemampuan si anak tersebut)
>Pelatihan dan kesmpatan yang ditekankan dapat mempengaruhi inteligensi.

 

Bagaimana intelegensi seseorang diukur?

Binet-Simon melakukan tes dengan menghitung usia mental anak-anak (MA) dan membandingkannya dengan usia kronologisnya (CA)
MA (Mental Ages): usia rata-rata di mana individu mencapainya? Skor tertentu?

CA (Chronological Ages) : jumlah tahun sejak lahir (umur)

Rumus IQ :


Misal jika kamu melakukan tes IQ mendapat nilai MA nya 22tahun. Dan umurmu pada saat itu 18tahun, maka:

IQ = (22/18) X100

IQ = 122

 

Apakah intelegensi hanya satu jenis atau memiliki banyak pembagian kemampuan tersendirinya?

Beberapa psikolog percaya bahwa kecerdasan terdiri dari satu faktor umum, g, sementara yang lain percaya bahwa kecerdasan adalah kumpulan kemampuan yang berbeda.

 

Teori kognisi / pikiran Intelegensi:

  1. Teori Sterenberg Triarki
  2. Gardner’s Multiple Intelligences

 

  1. Sternberg Triarchic Theori (Teori triarkik sternberg)

  • Practical Intellegence

Juga disebut sebagai “Contextual Intellegence”. Merupakan Kemampuan untuk mengatasi lingkungan, “street smarts”. Kemampuan praktek, dia dapat memperoleh suatu skill dengan langsung terjun ke lapangan, langsung mencobanya(praktek). Contoh: belajar naik motor.

  • Analytical Intellegence (Logical Reasoning)

Kemampuan untuk menganalisa masalah dan menemukan jawaban yang benar, kemampuan yang diukur oleh kebanyakan tes IQ.

  • Creative Intellegence

Bentuk kecerdasan yang membantu orang melihat hubungan baru antar konsep, melibatkan wawasan dan kreativitas

 

2. Gardner’s Multiple Intellegences (Pembagian Intelegensi menurut Gardner)

  • Linguistik.

Often measured on IQ tests with reading comprehension and vocabulary tests. Pengukuran tes IQ dengan menguji kemampuan berbahasa meliputi: bagaimana dia berbicara, membaca, dan kaya kosakata.

  • Logical-Mathematical.

Often measured on IQ tests with analogies, math problems and logic problems. Pengukuran dengan menguji tes abalogi seperti masalah matematika dan logika.

  • Spatial.

Ability to form mental images of objects and think about their relationships in space. Kemampuan untuk membayangkan suatu objek yang tidak dilihat secara langsung. Orang yang memiliki kemampuan spatial tinggi, maka ia dapat dengan mudah menghafal jalanan dan pemandangan yang dilewatinya meskipun baru pertama kali.

  • Musical.

Ability to perceive and create patterns of rhythms and pitches. Kemampuan dalam membuat ritme lagu, lirik-lirik, dan penghayatan suara dengan baik.

  • Bodily Kinesthetic.

Ability for controlled movement and coordination. Kemampuan untuk menjaga/mengontrol pergerakan tubuh dan koordinasi antar gerak. Biasanya para atlit memiliki intelegensi ini yang tinggi.

  • Interpersonal.

Ability to understand other people’s emotions, motives and actions. Kemampuan untuk memahami perasaan emotional yang diraasakan orang lain.

  • Intrapersonal.

Ability to know oneself and to develop a sense of identity. Kemampuan untuk mengetahui siapa dirimu yang sebenarnya, siapa identitasmu, apa kelebihan dan kekurangan dari diri kamu seorang.

 

Penambahan pada Teori Gardner:

  • Naturalistic Intelegence (Intelegensi Alam)

Kemampuan seseorang dalam menghayati keindahan alam.

  • Spiritual Intelegensi (Kecerdasan spiritual)

Kemampuan spiritual seseorang, biasanya dimiliki oleh para agamawan, ahli agama.

  • Existential Intelegence (Kecerdasan Existensi)

Kecerdasan eksistensial dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk peka terhadap, atau memiliki kapasitas untuk, mengkonseptualisasikan atau mengatasi pertanyaan yang lebih dalam atau lebih besar tentang eksistensi manusia.

 

Posted in Depan, Psikologi.


0 Responses

Stay in touch with the conversation, subscribe to the RSS feed for comments on this post.



Some HTML is OK

or, reply to this post via trackback.