Skip to content


Kontrol Bit dan Instruksi Kontrol Program

1. JUDUL

Kontrol Bit dan Instruksi Kontrol Program

 

2. TUJUAN

  • Menggunakan kontrol instruksi bit pada program
  • Menyimulasikannya pada Machines Simulator

 

3.  DASAR TEORI

  • Keeps

Berfungsi sebagai latch yang mempertahankan status bit ON atau OFF sampai ada satu dari dua input yang men-set atau reset instruksi ini.

  • SET & RESET

Instruksi ini digunakan untuk memaksa kondisi suatu kontak relay menjadi ON dan akan tetap ON walaupun input pengkondisi fungsi SET telah OFF. Instruksi RESET digunakan untuk memaksa suatu kontak relay menjadi OFF dan akan tetap OFF walaupun input pengkondisi fungsi RESET telah OFF.

  • DIFFERENSIAL – DIFU (013) & DIFD (014)

Output DIFU dan DIFD akan ON untuk satu waktu scan.

DIFU outputnya menjadi ON saat terjadi transisi OFF -> OFF pada sinyal inputnya.

DIFD outputnya menjadi ON saat terjadi transisi ON -> OFF pada sinyal inputnya.

Instruksi Kontrol Program

  • INTERLOCK – IL(02) & INTERLOCK CLEAR – ILC(03)

IL(02) selalu digunakan bersama sama ILC(03) untuk membentuk interlock. Interlock digunakan untuk memberikan persyaratan tertentu bagi beberapa perintah/instruksi program agar dapat dieksekusi.

Untuk satu instruksi ILC(03) harus memiliki pasangan ILC(02) minimal satu.

Instruksi pada rung kedua dengan rung lima, hanya dapat dieksekusi bila status input pengkondisi IL(02) pada rung pertama ON.

  • JUMP – JMP(04) &JUMP END – JME(05)

4. LADDER DIAGRAM

Garage Door:

Pengisian Apel:

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam program pada eksperimen sebelumnya, sudah diuji coba instruksi timer dan counter serta digunakan sistem latching sendiri untuk membuat sistem terus bergerak walau inputannya sudah kembali LOW. Sistem latching seperti ini sering digunakan namun jika proses atau sistemnya kompleks maka akan banyak sekali memakai rung dan sangat sulit untuk memprogramnya.

Untuk mengatasi hal tersebut digunakan instruksi-instruksi lain yang cara kerjanya juga melakukan latching dalam program PLC. Intruksi tersebut berupa Keep, Set dan Reset, Diferensial, Interlock dan Interlock Clear, Jump dan Jump End.

Pada diagram ladder kontrol pintu otomatis, inputan dari sensor ultrasonic akan mengaktifkan motor garasi untuk naik. Pintu garasi itu harus naik terus walaupun inputan ultrasonic berubah jadi Low dan hanya akan berhenti jika limit switch atas aktif. Dalam hal ini dapat digunakan instruksi latching yaitu Keep. Inputan ultrasonic untuk pemicunya dengan alamat 0.00 dan inputan limit switch atas sebagai pemicu untuk menonaktifkan instruksi Keep dengan alamat 0.02. Sampai sini outputnya dapat membuat motor garasi naik dengan alamat 100.00, namun kondisi ini masih belum aman untuk sistem. Hal ini karena kalau motor naik dan motor turun aktif secara bersamaan akan membuat sistem menjadi rusak. Untuk itu pada bagian penonaktifan instruksi Keep inputan limit switch atas juga harus di OR kan dengan inputan motor turun dengan alamat 100.01.

Kemudian mobil yang masuk akan dideteksi oleh sensor photoelectric switch. Photoelectric switch akan terus mendeteksi mobil selama mobil itu masuk dan hanya akan berhenti mendeteksi jika mobil itu sudah masuk sepenuhnya ke dalam. Ketika mobil sudah masuk seluruhnya maka pintu akan otomatis menutup dan terus menutup hingga menyentuh limit switch bawah. Dalam hal ini dapat digunakan instruksi DIFD pada inputan sensor photoelectric. Ketika mobil masuk photoelectric akan bernilai High atau ON dan hanya akan OFF jika badan mobil sudah masuk semua. DIFD akan aktif ketika perpindahan logika dari High ke Low atau dari ON ke OFF. Ketika photoelectric OFF maka DIFD dengan alamat workbit 0.00 akan aktif dan menggerakan motor untuk turun. Motor digerakkan menggunakan instruksi Keep sehingga motor bergerak turun secara terus-menerus dengan alamat 100.01. Inputan penonaktifan instruksi Keep ini adalah limit switch bawah dengan alamat 0.03 dan seperti ketika motor digerakkan ke atas, inputan limit switch bawah juga harus di OR kan dengan inputan motor naik.

Pada diagram ladder konveyor apel, cara kerja sistemnya persis sama seperti konveyor apel pada eksperimen sebelumnya. Hanya sistem latchingnya saja yang berbeda. Pada eksperimen sebelumnya proses latching dilakukan sendiri atau secara manual sedangkan pada eksperimen kali ini sistem latching menggunakan instruksi-instruksi khusus.

Tombol start pada program sebelumnya di latching sendiri sedangkan sekarang menggunakan Keep sebagai workbit output dan untuk menonaktifkan latchingnya dengan tombol stop. Output dari wokbit dengan alamat 100.00 menjadi inputan untuk menjalankan konveyor box. Berikutnya inputan workbit di AND kan dengan inputan NOT sensor box dan di OR kan dengan inputan Timer. Bagian ini sama dengan program sebelumnya karena sensor box akan mematikan konveyor box ketika aktif dan sensor box dapat bergerak kembali ketika timer sudah habis. Pada bagian konveyor apel juga programnya masih sama dengan sebelumnya yaitu inputan NOT  konveyor box di AND kan dengan inputan sensor box dan  di AND NOT kan lagi dengan inputan counter.

Kemudian digunakan instruksi DIFU sebagai workbit untuk memicu counter. Alasan digunakan instruksi DIFU ini karena DIFU aktif ketika perpindahan antara logika OFF menjadi ON atau dari Low ke High. Sebelum konveyor apel bergerak sensor apel masih dalam keadaan OFF namun ketika konveyor apel bergerak, sensor apel akan mendeteksi apel yang lewat dan itu terjadi perpindahan logika dari kondisi OFF  ke ON. Hal ini yang menyebabkan DIFU bisa digunakan. Beriktunya counter akan menghitung sebanyak 3 apel dan mengaktifkan timer dan ketika timer habis konveyor apel mati dan konveyor box kembali bergerak. Bagian program ini sama dengan program sebelumnya tidak dilakukan perubahan. Instruksi-instruksi latching ini sangat bermanfaat untuk memudahkan logika pemrograman dan juga mempersingkat program.

6. KESIMPULAN

  1. Latching relay (KEEP) berfungsi sebagai latch yang mempertahankan status bit ON atau OFF sampai ada satu dari dua input yang men-set atau reset instruksi ini.
  2. Instruksi SET dan RESET digunakan untuk memaksa kondisi suatu kontak relay menjadi ON dan akan tetap ON walaupun input pengkondisi fungsi SET telah OFF.
  3. DIFU aktif saat terjadi transit OFF ke ON pada sinyal inputnya dan DIFD aktif saat terjadi transit ON ke OFF pada sinyal inputnya.
  4. Interlock digunakan untuk memberikan persyaratan tertentu bagi beberapa perintah atau instruksi program agar dapat dieksekusi. Jump juga bekerja mirip dengan interlock. Instruksi yang ada diantara JMP(04) dengan JME(05) dapat dieksekusi jika status input pengkondisi JMP yaitu ON.

 

7. REFERENSI

http://blog.teknikelektrolinks.com/index.php/2016/03/06/instruksi-interlock-pada-plc-omron/

Posted in Depan.


0 Responses

Stay in touch with the conversation, subscribe to the RSS feed for comments on this post.



Some HTML is OK

or, reply to this post via trackback.