Skip to content


Komponen Resistif – Resistor

Komponen resitif – Resistor

Resistor mrupakan komponen elektrik yg berfungsi memberikan hambatan trhdp aliran arus listrik. Setiap benda adalah resistor, karena pada dasrnya tiap benda dapat memberikan hambatan listrik. Dlm rangkaian listrik dibutuhkan resistor dgn spesifikasi tertentu, sprti besar hambatan, arus maks. yg boleh dilewatkan dan karakteristik hambatan trhdap suhu dan panas.

Pada peralatan sprti radio dan amplifier (model lama) sring dijumpai trdapat pengatur volume atau nada yg menggunakan tombol yg diputar, tombol tsb adalah salah satu contoh resistor variable, yaitu resistor yg dpt diubah ubah nilai hambatannya. Perubahan resistansi akan mengubah besar arus yg menggerakkan membran speaker.

Contoh lain resistor adlh termostat. Resistor ini resistansinya berubah seiring berubahnya temperatur lingkungan. Ada dua jenis thermistor: negative temperature coefficient (NTC), dan positive temperature coefficient (PTC). Resistansi NTC mengecil ketika temperatur lingkungan meningkat. Akibatnya arus listrik yg mengalir pd rangkaian mnjadi semakin besar. Resistansi PTC meningkat ketika temperatur ruangan meningkat. Pad kenyataannya thermistor didesain sedemikian rupa sehingga perubahan temperatur mengubah resistansi secara teratur.

Thermistor dibuat dari bahan semikonduktor seperti nikel oksida, mangan oksida, atau kobalt oksida dan mampu melepaskan lebih banyak muatan seiring dengan peningkatan jumlah energi panas. Dengn karakteristik tsb maka thermostat dpt menjadi sensor suhu pada peralatan yg membutuhkan otomatisasi pengaturan dgn salah satu variablenya adalah suhu. Thermostat bnyk dipakai sbgai sensor suhu penggerak kipas pada komputer, termometer listrik, setrika listrik(sebagian memakai bimetal), dan AC.

Resistor jenis lainny adlah light dependent resistor (LDR). Resistansi LDR berubah seiring dgn perubahan intensitas cahaya yg mengenainya. Contoh LDR adalh ORP12 yg cukup populer. Dlam keadaan gelap resistansiny sebsar 10M(ohm) dan dalam keadaan terang sebesar 1K(ohm) atau kurang. LDR terbuat dari bahan semikonduktor sperti kadmium sulfida. Dengan bahan ini energi dari cahaya yg jatuh menyebabkan lebih banyak muatan energi yg dilepas atau arus listrik meningkat. Artinya resistansi  bahan telah mengalami penurunan.

LDR digunakan untuk mencegah energi cahaya menjadi energi listrik. Saklar cahaya otomatis dan alarm pencuri adlaah beberapa contoh alat yg menggunakan LDR. Akan tetapi, karena responsnya terhadap cahaya cukup lambat, LDR tdk digunakan pada situasi dengan intensitas cahaya yg berubah secara drastis.

Kuantifikasi Resistansi Resistor

Resistor memiliki besaran yg disebut resistansi. Berikut ini penjelasan mengenai resistansi. Dua buah kabel dihubungkan pada ujung-ujung resistor. Ketika kita berikan beda potensial pada kabel tersebut maka arus listirk mengalir melalui resistor. Besarnya arus sebanding dgn beda potensial.

Resistansi, R(ohm) didefinisikan sebagai rasio dari tegangan yg diberikan, V(volt), dibagi kuat arus, I(amphere), yg dihasilkan oleh tegangan.

grafik arus terhadp tegangn

Jika dituliskan dalam bentuk rumus, nilai resistansinya adalah:

R = V / I

dengan: R = Resistansi (ohm)

V = Beda potensial (volt/V)

I = Arus (amphere/A)

 

Pada skematik rangkaian, resistor disimbolkan sebagai garis zig-zag atau kotak dengan garis di kanan dan kirinya(pada umumnya), selebihnya bisa dilihat seperti pada gambar:

Bentuk resistor yg paling umum adlah silinder tabung dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pda bahannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk mengenali resistansi, sehingga kita dapat mengetahui besar resistansinya tanpaharus mengukur dengan ohmmeter.

Kode warna tersebut telah ditetapkan oleh standar manufaktur yg dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association) seperti yg ditunjukkan sbb:

Gelang resistansi dibaca ujung badan resistor ke arah gelang toleransi. Gelang toleransi terpisah dari kumpulan gelang-gelang lainnya. Dengan demikian pengguna akan lebih mudah mengetahui nilai resistansi sebuah resistor. Biasanya resistor mempunyai toleransi 5%, 10%, dan 20%, memilikii empat gelang (termasuk gelang toleransi). Resistor dengan toleransi 1% atau 2% memiliki 5 gelang (termasuk gelang toleransi).

Contoh membaca resistansi dengan membaca gelang warna:

Suatu resistor karbon mempunyai kode warna: putih-coklat-jingga-emas. Berapakah resistansinya?

Jawab:

  • Putih menunjukkan angka pertama dengan nilai 9
  • Coklat menunjukan nilai kedua dengan nilai 1
  • Jingga menunjukkan faktor pengali dengan sbesar nilai 10^3
  • Emas menunjukkan nilai toleransi sebesar 5%

Jadi, resistansi resistor ini adalah 91×10^3(ohm) +-5%

  • 91 x 10^3 x(100-5)% = 90.545 ohm
  • 91 x 10^3 x(100+5)% = 91.455 ohm

Dengan kata lain resistor ini terletak antara 90.545 ohm hingga 91-455 ohm.

 

Seluruh resistor memiliki tingkat daya. Karena resistor dialiri arus listrik, terjadi disipilasi daya berupa panas sebesar:

P = R x I^2

atau P = R x V^2 (dalam Watt)

Ukuran fisik resistor menunjukkan besarnya tingkat daya disipilasi yg dapat diberikan pada resistor tersebut. Makin besar resistor, makin besar daya maksimum yg dapat diberikan pada resistor. Umumnya di pasat tersedia resistor dengan daya disipilasi 0.125W, 0.25W, 0.5W, 1W. 5W, 10W, dan 20W. Resistor dengan daya disipilasi 5W, 10W, dan 20W umumnya berbentuk kubik memanjang berwarna putih. Ada juga yg berbentuk silinder. Nilai resistansi resistor berukuran jumbo ini biasanya dicetak langsung di badan resistor. Contohnya 500 ohm 5W. Jadi, tidak perlu menerjemahkan kode warna.

 

Posted in Computer and Electronics, Depan.

Tagged with , , , , , , .


0 Responses

Stay in touch with the conversation, subscribe to the RSS feed for comments on this post.



Some HTML is OK

or, reply to this post via trackback.